Assalamu`alaikum Wr. WB

Selamat Datang di Blog abdullah Nurdin

Rabu, 04 Juli 2012

Dunia Seolah-Olah






DUNIA
SEOLAH-OLAH
Karya: Yoyo C.Durachman


















DUNIA SEOLAH-OLAH
Karya : Yoyo C.Durachman
Para Pelaku :
DALANG
LAKI-LAKI I
LAKI-LAKI II
PEREMPUAN I
PEREMPUAN II

































DUA ORANG LAKI-LAKI BERADA DI PENJARA, MEREKA BERAKTIVITAS YANG MENGGAMBARKAN KETERTEKANAN DALAM KETIDAKBEBASAN, SETELAH CAPEK MEREKA TERTIDUR.

DALANG
ini adalah kisah dari negeri yang bisa terjadi apa saja. Warna hitam bisa dibuat  menjadi warna putih, siang sekonyong-konyong bisa menjadi malam, orang miskin dalam sekejap bisa menjadi MILLIONER, pesakitan tak berdosa bisa jadi terpidana, pedagang bisa jadi politikus, seniman bermetafora menjadi birokrat dan penguasa, pejabat pintar bisa menjadi dungu … ahhh …mungkin tidak gukup semua saya sampaikan dalam pementasan malam ini. Anda tidak akan menontonnya lebih dari dua jam. Karena lebih nyaman nonton telenovelasampai mabuk oleh iklan-iklan yang menghanyutkan. Apalagi kalau sambil menyeruput kopi panas dan mengunyah pisang goreng. Ngomong-ngomong, apakah anda nonton televisi suka ditemani oleh isteri atau anak?! Saran saya, lebih baik jangan, karena mereka nanti akan merengek kepada anda minta ke Salon untuk merubah penampilanya agar segantik Esmeralda. Tapi baiklah, untuk mempersingkat waktu, marilah kita saksikan sepak terjang kedua orang ini. Apa yang mereka lakukan dan omongkan. Mudah-mudahan anda semua tertarik. “

LAKI-LAKI I BANGKIT MEMPERHATIKAN LAKI-LAKI II, LALU MENGEKIKNYA TETAPI TIDAK JADI. DENGAN SUARA YANG BERAT LAKI-LAKI II BERKATA KEPADA PENONTON

LAKI-LAKI I
Entah berapa ribu kali hasrat saya ingin membunuhnya tidak kesampaian. Ketika saya pelintir kepelanya, wajahnya selalu mengekspresikan ingin dibelaskasihani. Apakah ini adil?! Saya pikir tidak. Karena entahsudah berapa tahunia selalu memperdayai saya, menyiksa saya, merekayasa saya, memperlakukan saya sebagai badutnya yang membuat dirinya tertawa sepuas-puasnya. Saya bosan, menderita dan merasa terhina. Apa yang bisa saya lakukan? Saya tidak bisa berbuat apa-apa. Seolah-olah saya sudah pasrah menerima semua ini seperti apa adanya. Keadilan yang selama ini saya gugat, hapus begitu saja ketika pemahaman akan nasib kehidupan memasuki pikiran saya.

SUARA LAKI-LAKI II BERGUMAM, NGELINDUR. LAKI-LAKI I MENGHENTIKAN PEMBICARAANNYA SETELAH YAKIN LAKI-LAKI II KEMBALI TIDUR. LALU LAKI-LAKI I MENERUSKAN PEMBICARAANNYA

Sssssttttt, itu dia. Jangan ada yang bergerak, berbisik, dan bicara. Dia paling tidak suka dengan orang yang banyak bicara, ngebadut, biarpun ia sendiri jago berbicara.

LAKI-LAKI II BANGUN, MASIH SAMBIL MENGANTUK IA BERBICARA



LAKI-LAKI II
Jangan percaya dengan apa yang diomongkannya tadi. Itu hanya issu, hasutan, isapan jempol. Dia seorang provokator. Anda sendiri tahu, orang yang menyebarkan issu itu orang yang tidak bermoral. “

LAKI-LAKI I
Begitulah ia kalau sudah terdesak oleh keadaan, pikiran dan sikapnya akan berubah seketika. Tadinya saya harap kerangkeng besi ini akan memberikan pelajaran yang berharga padanya. Tidak tahunya malah semakin kebal. “

LAKI-LAKI II ( TERTAWA SINIS )
Kekebalan sangat dibutuhkan dalam menghadapi situasi seperti ini. Ngomong-ngomong Tuan ingin menu macam apa  untuk sarapan pagi ini? Steak Tikus? Sambal goreng cecunguk dengan saus rasa kelek atau …”

LAKI-LAKI I
Cukup seperti biasa saja. Gulai khayalan_mu ditambah sedikit rasa pedas umpatanmu. “

LAKI-LAKI II
Baiklah Tuan, saya akan segera mempersiapkan segalanya. “

LAKI-LAKI II MEMPERSIAPKAN SEGALA KEPERLUAN UNTUK SARAPAN PAGI. MEREKA MASAK DENGAN NIKMAT DAN RAKUSNYA. SEMUA MENU MAKANAN YANG TERHIDANG DISANTAPNYA DENGAN LAHAP

LAKI-LAKI II
Sangat nikmat menyantap daging para buruh dan minum keringat para petani. “

LAKI-LAKI I
Itulah yang membuat kita berada dipuncak kejayaan, kekayaan, kekuasaan dan sekaligus terjepi ditempat seperti ini. Sudah berapa lama kita berada disini?  Satu, dua, tiga, sepuluh, seratus, dua ratus ….

LAKI-LAKI II
Angka-angka tidak cukup untuk menunjukan berapa lama kita sudah berada ditempat ini. Hanya tubuh kita, daya ingat kita, segala perubahan tang berada diluar sana yang bisa memberitahu sudah berapa lama kita berada disini. Apakah Presiden kita sudah ganti?

LAKI-LAKI I
Sudah

LAKI-LAKI II
Wwwuuuaahhh ….. kalau begitu kita sudah lama berada disini

DALANG
Menghitung waktu memang membosankan. Menjalani hidup memang membosankan. Aku yang selama ini menjadi penutur cerita dan apa perlu mengubah, merekayasa segala peristiwa kehidupan, juga merasa bosan

LAKI-LAKI I
Apakah Bapak bisa merubah cerita jalan hidupku? Aku harap bisa. Karena sandiwara ini hanya cerita karangan belaka.

LAKI-LAKI II
Jangan Pak dalang, cerita yang berubah-ubah akan membuat dia mempunyai kesempatan untuk menghapus tanggung jawabnya. Biarlah cerita beralur seperti ini. Saya sangat menikmati lakonnya. Tapi ngomong-ngomong ada honornya tidak?! “

DALANG
Huussss!! Disini sangat pantang membicarakan honor. Ini proyek IDEALISME, proyek kebudayaan. Harus dijalani dengan tulus, karena pekerjaan ini menjadikan manusia lebih manusiawi.

LAKI-LAKI II
Tapi saya malah diperlakukan tidak manusiawi, Pak dalang. Pak dalang sendiri kalau dapat peye malah ngajak orang lain. Pak dalang, saya dipenjara,  diputus dengan dunia luar, tidak boleh tidur dengan isteri saya dan …

DALANG
Akhh kamu. Ini kan Cuma sandiwara. Kamu dipenjara tidaj\k akan kebih dari satu setengah jam. Sesudah itu kamu bebas ngelonin Isteri kamu lagi. “

LAKI-LAKI I
Jadi sandiwara cerita ini tidak bisa dirubah Pak dalang?!

DALANG
Tidak bisa dan tidak ada tawar-menawar.

LAKI-LAKI I
Baiklah kalau begitu. Ayo teruskan makan enak kita. “

DAN MEREKA KEMBALI MAKAN DENGAN RAKUSNYA. TIDAK KUAT LAGI MENAHAN BEBAN MAKANAN YANG SUDAH MASUK KEPERUTNYA, LALU KEDUANYA TERSUNGKUR TAK BERKUTIK. MUNCUL PEREMPUAN I, MENARI DAN MELANTUNKAN TEMBANG…



PEREMPUAN I
Sangsarana eling ka piranti
Tina taya rumasa direngga
Ku tekad sasama dewek
Nu masih alam nafsu
Sugih nukti hayang kapuji
Jiga nu sampurna
Naluturkeun batur
Batur jasad kaula
Lain gusti tapi dipati ati
Ku anu kateteran

LAKI-LAKI I DAN LAKI-LAKI II MENDENGARKAN TAKZIM, KEMUDIAN MENANGIS PILU SALING BERSAHUTAN, LALU TERTIDUR.

DALANG
Tidur, tidurlah dengan pulas, karena kalau sudah puas menyantap keserakahan, tidak ada yang harus dikerjakan selain tidur. Tidurlah dengan nyenyak, masabodoh dengan penderitaan, masabodoh dengan ketidak adilan, masabodoh dengan kedurhakaan, masabodoh dengan kebebalan, masabodoh dengan ….
( LAKI-LAKI I DAN II BANGUN MASIH DENGAN KEADAAN TERLENTANG, MEREKA BERCAKAP-CAKAP )

LAKI-LAKI I
Makanan tadi membuat kita tidak berdaya.

LAKI-LAKI II
Yang kita makan tadi; daging para buruh, ati kaum papa, jeroan anak yatim dankaldu tulang-belulang masyarakat pinggiran. Memang enak, tapi membuat kita terperosok kedalam lubang ketidak beradaban. Apa boleh buat, kini kau harus lakukan kalau mau menguasai kehidupan

LAKI-LAKI I
Apakah aku mau menguasai kehidupan?!

LAKI-LAKI II
Sebenarnya tidak, tapi harus.

DALANG
Ya, harus. Masyarakat ingin dikuasai olehmu.

LAKI-LAKI I
Kata siapa?!

DALANG
Saya telah mensurveynya. Percayalah, masyarakat seratus persen mendukungmu, mereka berada dibelakangmu, bahkan mereka berani mati untukmu.

LAKI-LAKI II
Ya, benar. Masyarakat berada dibelakangmu. Kau akan dicatat dengan tinta emas dalam sejarah bangsa kita sebagai tokoh yang membela kepentingan masyarakat banyak

LAKI-LAKI I
Tapi itu slogan-slogan dulu. Kini aku terjepit kedalam dunia tidak bermakna; katanya aku KKN, melanggar HAM, aku resresif, aku berlaku tidak demokratis, katanya aku sayang anak dengan mengorbankan rakyat banyak, aku berlagak bagai seorang raja, tukang membabatkayu hutan, katanya aku harus diseret kepengadilan……tapi katanya ada yang membelaku diluar sana….apa ia?! ……

LAKI-LAKI II
Ya, jangan takut. Diluar sana masih banyak yang membelamu. Mereka sekarang sedang menghimpun kekuatan untuk melancarkan serangan balik. Jadi santai-santai saja, istirahat dengan tenang, makanlah yang enak-enak, tidur dan mimpilah yang indah….

LAKI-LAKI I
Tapi aku bosan disini terus, aku bosan dengan makanan-makanan yang enak, aku bosan bermimpi terus … Akhh … penyakitku ini sering merongrong,
Aku jengkel dengan penyakit Embeyenku, aku muak dengan penyakit Diabetesku, Hipertenisku, jantungku, ginjalku, kencing batuku, dan ………. Akhhh …… aku frustasi dengan penyakit AID-ku. “

LAKI- LAKI II
Jangan gusar, sebentar lagi dokter spesialis dari Rumah Sakit “HARAPAN HIDUP” akan segera datang. Yang penting kau selalu senantiasa harus menyalakan api semangatmu hingga berkobar-kobar melewati batas-batas kemanusiaan.

LAKI-LAKI I
Tapi semangatku sudah sirna, tubuh dan otakku sudah tak berdaya lagi. Makanan-makanan itu yang meracuniku. ( PEREMPUAN I MASUK )
Ibu ….. kau tahu itu?! Terima kasih kau sudah datang, Ibu. Aku sudah lama menunggu siraman kasihmu, menikmati belaian menyejukan darimu. “

PEREMPUAN I
Aku akan selalu datang menemuimu, selama kau masih mendengarkan omongan LAKI-LAKI Itu dan DALANGmu itu. “
( MENUJU KEARAH LAKI-LAKI II DAN DALANG )


LAKI-LAKI I
Mereka sudah menjadi bagian dari kisah hidupku, Bu. Baik atau buruk,
Salah atau benar, tanpa mereka aku tidak akan bisa menjadi seperti ini.

PEREMPUAN I
Apa maksudmu; “ AKU TIDAK AKAN BISA MENJADI SEPERTI INI?! “ . Kau telah begitu sangat berkuasa, kaya raya dan kemudian terpuruk ditempat ini?! Itu maksudmu?!

LAKI-LAKI I
Benar Ibu.

LAKI-LAKI II
Jangan kau tanggapi ocehan perempuan ini.

PEREMPUAN I
Diam kau parasit!!!!!

LAKI-LAKI II
Kau yang harus diam. Kau harus menghargaiku. Bagaimana juga aku telah memberi jasa kepadanya. Aku telah membuatnya menjadi orang terhormat, berkuasa, berpengaruh, kaya raya …………

PEREMPUAN I
Tetapi sekaligus terpuruk dengan penuh nista, dihujat dan dianggap sampah.

LAKI-LAKI II
Itu resiko dari sebuah permainan. Ada kalah, ada menang terus tetapi sekali kalah langsung hancur.

PEREMPUAN I
Kau harus ikut bertanggung jawab.

LAKI-LAKI II
Dengan berada ditempat ini aku sudah ikut bertanggung jawab

LAKI-LAKI II
Tidak ada gunanya berdebat tentang kekalahan. Sekarang aku harus bagaimana Ibu?

PEREMPUAN I
Kau harus mententramkan dirimu sendiri anakku, kau harus membuat dirimu bahagia, polos, tanpa beban, tanpa dosa seperti pada waktu masa kanak-kanak.

LAKI-LAKI I
Aku harus kembali kemasa kanak-kanak?!

PEREMPUAN I
Ya, kembali kemasa kanak-kanak.

 ( DENGAN SANGAT GEMBIRA LAKI-LAKI I BERJINGKRAK, TERTAWA, LALU MENYAYIKAN LAGU 1 DITAMBAH 1, MAIN KUDA-KUDAAN, MAIN SEPEDAH-SEPEDAHAN DAN PERMAINAN ANAK-ANAK LAINNYA DIBANTU OLEH LAKI-LAKI II. SUDAH LELAH BERMAIN, LAKI-LAKI I LALU TIDUR DIPANGKUAN ( BERSENANDUNG MENINA BOBOKAN ) PEREMPUAN I.
SEMENTARA LAKI-LAKI II MENERUSKAN PERMAINANNYA SENDIRI.

DALANG
Tidur, tidurlah dengan pulas anak laki-laki yang malang. Kalau kau sudah puas bermain-main, tidurlah dengan pulas dan jelanglah mimpimu yang indah. Masabodoh dengan ketidakadilan, masabodoh dengan kesewenang-wenangan, masabodoh dengan kedurhakaan, masabodoh dengan penindasan …. Tidur …tidurlah …. Aku akan membawamu keluar cerita yang lain.

LAKI-LAKI II ( MENDEKAT KE DALANG )
Pak DALANG, bikin dong cerita tentang saya, amplopnya beres ……

DALANG
Oke … oke … ayo siap!
( LAKI-LAKI II BERSIP-SIAP UNTUK ACTING )
Inilah kisah orang yang bisa menjadi apa saja; bisa menjadi politikus, bisa menjadi preman, bisa menjadi penguasa, bisa menjadi birokrat, bisa menjadi bandit, bisa menjadi Mubaligh, bisa menjadi monyet, srigala, kucing, jaksa, pesakitan, konglongmerat, nasabah … dan …………..

LAKI-LAKI II (MEMOTONG )
Pak dalang, saya kok bisanya banyak banget?!

DALANG
Itu tandanya kau orang hebat.

LAKI-LAKI II
Ahh, yang benar …. Hebat apanya?! Aku hanya menjadi begundal dia!
( MENUNJUK KE LAKI-LAKI I YANG SEDANG TIDUR )

DALANG
Di situlah kamu hebatnya. Bersuara tanpa terdengar, hadir tanpa terlihat, bergerak tanpa melabrak …..


LAKI-LAKI II ( TERTAWA )
Itulah tokoh dibalik layar. Kata orang pintar.

DALANG
Apa kamu puas padahal tidak ada yang menyanjungmu?!

LAKI-LAKI II
Dipuas-puaskan saja namanya juga usaha. Pak dalang, bagaimana kalau narasinya ditambah dengan, “BERJASA TANPA DICATAT SEJARAH”.

DALANG
Memangnya kamu guru?! Pahlawan tanpa tanda jasa. Tapi boleh juga.

LAKI-LAKI II
Oke, kalau begitu aku tidak usah dikisahkan, sebab aku bukan orang yang berdiri paling depan.
 ( MENUJU KEARAH LAKI-LAKI I ),
Lanjutkan saja kisah dia. Biar semua orang tahu siapa dia sebenarnya. “

DALANG
Oke … oke ( KEPEDA LAKI-LAKI I )
Bangun … bangunlah laki-laki malang, mentari siang menunggu episode kehidupanmu yang lain dengan tak sabar. Bangun … bangunlah laki-laki malang.
(LAKI-LAKI I BANGUN DENGAN PERLAHAN DAN TERKEJUT MELIHAT SEORANG PEREMPUAN BERDIRI DIHADAPANYA )

PEREMPUAN II
Kaget ya melihat aku?!

LAKI-LAKI I
Nyi Mas …Nyi Mas Pelepasbirahiwati jungjunganku. Aku dengar kau sudah pergi ke negeri seberang. Aku dengar kau sudah kawin lagi dengan seorang pemuda disana.

PEREMPUAN II
Ya, benar. Tapi aku tetap selalu merindukanmu. Aku kangen dengan suaramu yang merdu itu.

LAKI-LAKI I
Ah, aku bernyanyi hanya untuk mengalihkan perhatian saja. Bukan untuk menyaingi Broery Pasolima

PEREMPUAN II
Aku tidak peduli apa motivasimu bernyanyi. Aku tetap terkenang dengan alunan suaramu yang merdu, dengan candamu, dengan kepolosanmu.
LAKI-LAKI I
Tapi kau tidak rindu dengan uangku, kan? 40 Milyar untuk bekal hidup di negeri seberang sana lebih dari cukup bukan?

PEREMPUAN II
Ah, tapi itu komisiku yang resmi, bukan tanda kasih sayang darimu. Ngomong-ngomong, apa kabarmu sekarang? Bagaimana rasanya hidup dikrangkeng seperti ini?!

LAKI-LAKI I
Itulah persoalannya. Aku merasa terjebak oleh diriku sendiri. Pikiran-pikiranku telah menghukumku, tindakan-tindakanku telah menghukumku, ambisi-ambisiku telah menghukumku, omongan-omonganku telah menghukumku ……..

PEREMPUAN II
Jangan menyesali diri sendiri. Penyesalan akan menjeratmu ke penderitaanmu yang paling dalam.

LAKI-LAKI I
Bagaimana aku tidak akan menyesal kalau bertumpuk-tumpuk perbuatanku kini menindihku.

PEREMPUAN II
Seharusnya para pembantumu ikut menanggung beban.

LAKI-LAKI I
Wwuaahhh ….. boro-boro. Mereka malah rame-rame cuci tangan, menyelamatkan diri, bahkan kini ikut-ikutan menghujatku …. Sialan … bedebah!

PEREMPUAN II
Tenang …. Tenang …. Paling tidak kamu masih punya aku. Ayo mendekatlah biar aku mententramkanmu.

LAKI-LAKI I
Aku rindu kepadamu ….. aku rindu kepadamu …. Aku rindu kepedamu ….. Nyi Mas …

PEREMPUAN II
Aku juga rindu kepadamu ……
 (LAKI-LAKI I DAN PEREMPUAN II BERPELUKAN, SALING ………)

LAKI-LAKI II
Pak dalang, awas jangan disensor ya.

DALANG
Badan sensor sekarang tidak diperlukan. Biarlah penonton yang memberi penilaian.
(KEMUDIAN LAKI-LAKI I DAN PEREMPUAN II PUN TERUS ASYIK MASUK, MASUK SAMPAI SETUNTAS-TUNTASNYA )
Inilah Kamasutra, seni yang membiuskan, seni yang bisa memporak-porandakan peradaban, seni yang bisa membawa keluar dari penderitaan sejenak … “

LAKI-LAKI II
Aaassssooooyyy ……
(LAKI-LAKI I SEPERTI TERSADAR DARI PINGSANNYA, MENATAP KEPADA PEREMPUAN I )

LAKI-LAKI I
Nyi Mas …… kita seperti pengantin baru saja ya?

PEREMPUAN II
Itulah khasiat jamu sari rapet “NONA MONTOK” …

(MEREKA TERTAWA TERBAHAK-BAHAK PENUH SUKA CITA. NAMUN TIBA-TIBA LAKI-LAKI I BERHANTI TERTAWA )

LAKI-LAKI I
Kau!!!!!!!

PEREMPUAN II
Ya, aku. Memangnya kenapa?!

LAKI-LAKI I
Bedebah ……. Aku lupa …. Aku sebenarnya benci kepadamu. Kau ikut andi menjadikan aku seperti ini sekarang.

PEREMPUAN II ( TERTAWA )
Aku kira kau sudah melupakan dosa-dosaku. Salahmu, kau tidak bisa menghidar dariku. Pekerjaanku memang untuk membawamu ke juran kehancuran.

LAKI-LAKI I
Tetapi kenapa tadi aku melihatmu seperti Ibu?!

PEREMPUAN II
Ya, tadi aku sedang berperan sebagi Ibu. Kini peranku sudah berganti …… menjadi penghancurmu ……

LAKI-LAKI I
Begitu mudahnya berganti peran.


PEREMPUAN II ( TERTAWA )
 Itulah zaman sekarang.
(SEKETIKA PEREMPUAN II MENJADI BERINGAS. MEMBUAT GERAKAN YANG MENGANCAM LAKI-LAKI I )

LAKI-LAKI I
Kenapa aku yang kau pilih?!
 
PEREMPUAN II
Karena kau mempunyai syarat untuk dipilih; Kau serakah, tamak, biadab, tak berbudi, bebal, provokator …

LAKI-LAKI I
Bukan aku yang mau mempunyai sifat-sifat seperti itu ……

PEREMPUAN II
Tidak bisa ditolak. Ini takdirmu. Hukumlah dirimu sendiri. Kau telah berdosa kepada kemanusiaan.

LAKI-LAKI II
Jangan menyerah. Lawan dia. Bukan kamu yang bersalah ……….. ayo lawan …… aku berada dibelakangmu …
(SAMBIL BERKATA, LAKI-LAKI II MALAH MUNDUR MENCARI PERLINDUNGAN DI BELAKANG DALANG )

LAKI-LAKI I
Aku tidak bisa melawan. Tubuhku lumpuh. Otakku tidak berjalan. Aku menyerah …….

LAKI-LAKI II
Ayo …. Ayo jangan menyerah, aku ada dibelakangmu, dipihakmu …. Dan masih beribu-ribu bahkan berjuta-juta orang diluar sana berpihak padamu. “

PEREMPUAN II ( TERTAWA MISTERIUS )
Aku punya rahasia untuk melumpuhkan dia. Aku tahu dia paranormal langganannya. Ayo hukumlah dirimu sendiri. Kau pasti sudah muak berada ditempat ini. Aku tahu kau sudah merindukan dunia yang lain. Dimana rasa berdosamu akan sirna.

LAKI-LAKI II
Ayo lawan dia.

LAKI-LAKI I
Aku tidak punya kekuatan untuk melawannya.


PEREMPUAN II ( KEPEDA LAKI-LAKI II )
Bantu dia untuk menghukum dirinya sendiri.

LAKI-LAKI II (KETAKUTAN )
Baik …….. baik ….

LAKI-LAKI I
Aku menyerah!
(IA MELIHAT KE SEKELILING. DAN DIBANTU OLEH LAKI-LAKI II, IA MENUJU TALI GANTUNGAN. LALU PEREMPUAN II TERTAWA DAN MENINGGALKAN PANGGUNG. SEMENTARA LAKI-LAKI I GANTUNG DIRI NAMUN TALINYA PUTUS )

LAKI-LAKI I
Penderitaan kita masih diperpanjang.
(DAN MEREKA PUN TERTIDUR )

DALANG
Kehidupan belum berakhir, kebebasan nelun bisa terlaksanakan, dosa-dosa belum bisa diampunkan, perjalanan masih panjang. Nikmatilah kesepian, nikmatilah kebosanan, nikmatilah keputusasaan ….. karena kalian pantas mendapatkan ……
(LAKI-LAKI I DAN II TERJAGA DARI TIDURNYA. MEREKA BEREBUT TEMPAT TIDUR.  TEMPAT TIDUR ITU DIBAGI DUA. MEREKA PUN TERUS MELANJUTKAN TIDURNYA DAN BERMIMIPI IANG SEBENAR-BENARNYA MIMPI )

DALANG
Bangun, bangunlah laki-laki malang. Mimpimu telah berakhir, perjalananmu masih panjang, mentari siang masih mau menonton kisahmu yang lebih kelam.
(LAKI-LAKI I DAN II SERENTAK BANGUN. MEREKA MENDAPATKAN TUBUHNYA SEMAKIN RINGKIH )

LAKI-LAKI I
Dengan apa lagi kita mengisi kehidupan yang masih tersisa ini?!

LAKI-LAKI II
Tentu saja dengan keseolah-olahan yang masih kita miliki.

LAKI-LAKI I
Dengan tubuh kita yang sudah seperti ini, dengan ingatan kita yang sudah pikun, apakah kita mampu membuat seolah-olah?!

LAKI-LAKI II
Mampu. Buatlah seolah-olah kita masih hidup

LAKI-LAKI I
Tapi kita memang masih hidup

LAKI-LAKI II
Tidak. Kita sudah mati. Pikiran kita sudah beku, hati nurani kita sudah sirna, semangat kita sudah musnah.

LAKI-LAKI I
Jadi apa tandanya kalau kita masih hidup?!

LAKI-LAKI II
Kita masih bernafas, masih bisa kentut, tertawa, menangis, menjerit, mendengus, bergerak ….

LAKI-LAKI I
Kalau begitu mari kita bernafas, kentut, tertawa, menangis, menjerit, mendengus, bergerak …….
(DAN MEREKA PUN MEMPERAGAKAN APA YANG DIKATAKAN OLEH LAKI-LAKI I. MEREKA TERUS MEMPERAGAKAN SAMPAI CAPEK ).
Capek?! “

LAKI-LAKI II
Buat seolah-olah tidak capek

LAKI-LAKI I
Haus?!

LAKI-LAKI II
Buatlah seolah-olah tidak haus

LAKI-LAKI I
Masih jauhkan perjalanan kita?!

LAKI-LAKI II
Buatlah seolah-olah sudah dekat.

LAKI-LAKI I
Kenapa kita harus menderita seperti ini?!

LAKI-LAKI II
Buatlah seolah-olah kita tidak sedang menderita.


LAKI-LAKI I
Kenapa kita dihukum?!

LAKI-LAKI II
Buatlah seolah-olah kita tidak sedang dihukum

LAKI-LAKI I
Padahal kita Cuma maling ayam dan jemuran milik tetangga.

LAKI-LAKI II
Buatlah seolah-olah kita penjahat politik, pembobol Bank atau Subversif

LAKI-LAKI I
Woe’ ……. Hebat! Apakah kita aman disini? “

LAKI-LAKI II
Aman. Disini kita dilindungi hukum. “

LAKI-LAKI I
Siapa bilang?! Kita Cuma dilindungi jeruji-jeruji besi!

LAKI-LAKI II
Jeruji-jeruji besi, itulah hukum. “

LAKI-LAKI I
Apakah mereka tidak akan menghakimi kita?

LAKI-LAKI II
Tidak. Sudah ada yang mencegah mereka diluar sana.

LAKI-LAKI I
Siapa bilang?! Aku melihat mereka! Melihat mereka datang kemari, ooohh …….. begitu banyaknya mereka!

LAKI-LAKI II
Buatlah seolah-olah mereka tidak datang kemari

LAKI-LAKI I
Tidak bisa. Mereka semakin banyak. Mereka meneriakan yel-yel, mereka membawa panji-panji kebesaran mereka ……… Oohhh …. Mereka menghujatku…… mereka semakin banyak ……. Mereka sudah dekat ……. Mereka mengepung kita …….. mereka akan menangkap kita ……. Akan mengintrogasi kita ….. akan mengadili kita ……… menghukum kita ……. Oohhh ………

LAKI-LAKI II
Buatlah seolah-olah mereka tidak akan melakukan apa-apa terhadap kita.

LAKI-LAKI I
Tidak bisa, oohhh ….mereka semakin mendekat …… mendekat ….. tolong ……. Jangan ………!!!!

MEREKA BERDUA SEOLAH-OLAH MENAHAN JERUJI PENJARA DARI DOBRAKAN MANUSIA YANG BERDATANGAN SEMAKIN BANYAK. JERUJI SEMAKIN MENYEMPIT. ATAP PENJARA MENINDIH MEREKA. RUANGAN ITU SEMAKIN KECIL …… KECIL ….. MEMBUAT MEREKA SEMAKIN TERHIMPIT DAN MENGHILANG, MUSNAH.
LALU PEREMPUAN I MUNCUL, MENARI DAN MELANTUNKAN TEMBANG “FADE OUT”.

SETELAH SELURUH RUANGAN GEDUNGPERTUNJUKAN TERANG, DALANG MUNCUL.

DALANG
Tugasku sebagai dalang telah selesai. kini tidak diperlukan lagi seorang dalang, karena tidak ada lagi yang bisa dikisahkan. Kita tidak bisa membuat seolah-olah lagi.
 


TAMAT



Tidak ada komentar:

Posting Komentar