DUNIA
SEOLAH-OLAH
Karya: Yoyo C.Durachman
DUNIA SEOLAH-OLAH
Karya : Yoyo C.Durachman
Para Pelaku :
DALANG
LAKI-LAKI I
LAKI-LAKI II
PEREMPUAN I
PEREMPUAN II
DUA ORANG
LAKI-LAKI BERADA DI PENJARA, MEREKA BERAKTIVITAS YANG MENGGAMBARKAN
KETERTEKANAN DALAM KETIDAKBEBASAN, SETELAH CAPEK MEREKA TERTIDUR.
DALANG
ini adalah kisah
dari negeri yang bisa terjadi apa saja. Warna hitam bisa dibuat menjadi warna putih, siang sekonyong-konyong
bisa menjadi malam, orang miskin dalam sekejap bisa menjadi MILLIONER,
pesakitan tak berdosa bisa jadi terpidana, pedagang bisa jadi politikus,
seniman bermetafora menjadi birokrat dan penguasa, pejabat pintar bisa menjadi
dungu … ahhh …mungkin tidak gukup semua saya sampaikan dalam pementasan malam
ini. Anda tidak akan menontonnya lebih dari dua jam. Karena lebih nyaman nonton
telenovelasampai mabuk oleh iklan-iklan yang menghanyutkan. Apalagi kalau
sambil menyeruput kopi panas dan mengunyah pisang goreng. Ngomong-ngomong,
apakah anda nonton televisi suka ditemani oleh isteri atau anak?! Saran saya,
lebih baik jangan, karena mereka nanti akan merengek kepada anda minta ke Salon
untuk merubah penampilanya agar segantik Esmeralda. Tapi baiklah, untuk
mempersingkat waktu, marilah kita saksikan sepak terjang kedua orang ini. Apa
yang mereka lakukan dan omongkan. Mudah-mudahan anda semua tertarik. “
LAKI-LAKI I BANGKIT MEMPERHATIKAN LAKI-LAKI
II, LALU MENGEKIKNYA TETAPI TIDAK JADI. DENGAN SUARA YANG BERAT LAKI-LAKI II
BERKATA KEPADA PENONTON
LAKI-LAKI I
Entah berapa
ribu kali hasrat saya ingin membunuhnya tidak kesampaian. Ketika saya pelintir
kepelanya, wajahnya selalu mengekspresikan ingin dibelaskasihani. Apakah ini
adil?! Saya pikir tidak. Karena entahsudah berapa tahunia selalu memperdayai
saya, menyiksa saya, merekayasa saya, memperlakukan saya sebagai badutnya yang
membuat dirinya tertawa sepuas-puasnya. Saya bosan, menderita dan merasa
terhina. Apa yang bisa saya lakukan? Saya tidak bisa berbuat apa-apa.
Seolah-olah saya sudah pasrah menerima semua ini seperti apa adanya. Keadilan
yang selama ini saya gugat, hapus begitu saja ketika pemahaman akan nasib
kehidupan memasuki pikiran saya.
SUARA LAKI-LAKI II BERGUMAM,
NGELINDUR. LAKI-LAKI I MENGHENTIKAN PEMBICARAANNYA SETELAH YAKIN LAKI-LAKI II
KEMBALI TIDUR. LALU LAKI-LAKI I MENERUSKAN PEMBICARAANNYA
Sssssttttt, itu
dia. Jangan ada yang bergerak, berbisik, dan bicara. Dia paling tidak suka
dengan orang yang banyak bicara, ngebadut, biarpun ia sendiri jago berbicara.
LAKI-LAKI II
BANGUN, MASIH SAMBIL MENGANTUK IA BERBICARA
LAKI-LAKI II
Jangan percaya
dengan apa yang diomongkannya tadi. Itu hanya issu, hasutan, isapan jempol. Dia
seorang provokator. Anda sendiri tahu, orang yang menyebarkan issu itu orang
yang tidak bermoral. “
LAKI-LAKI I
Begitulah ia
kalau sudah terdesak oleh keadaan, pikiran dan sikapnya akan berubah seketika.
Tadinya saya harap kerangkeng besi ini akan memberikan pelajaran yang berharga
padanya. Tidak tahunya malah semakin kebal. “
LAKI-LAKI II ( TERTAWA SINIS )
Kekebalan sangat
dibutuhkan dalam menghadapi situasi seperti ini. Ngomong-ngomong Tuan ingin
menu macam apa untuk sarapan pagi ini?
Steak Tikus? Sambal goreng cecunguk dengan saus rasa kelek atau …”
LAKI-LAKI I
Cukup seperti
biasa saja. Gulai khayalan_mu ditambah sedikit rasa pedas umpatanmu. “
LAKI-LAKI II
Baiklah Tuan,
saya akan segera mempersiapkan segalanya. “
LAKI-LAKI II MEMPERSIAPKAN SEGALA
KEPERLUAN UNTUK SARAPAN PAGI. MEREKA MASAK DENGAN NIKMAT DAN RAKUSNYA. SEMUA
MENU MAKANAN YANG TERHIDANG DISANTAPNYA DENGAN LAHAP
LAKI-LAKI II
Sangat nikmat
menyantap daging para buruh dan minum keringat para petani. “
LAKI-LAKI I
Itulah yang
membuat kita berada dipuncak kejayaan, kekayaan, kekuasaan dan sekaligus
terjepi ditempat seperti ini. Sudah berapa lama kita berada disini? Satu, dua, tiga, sepuluh, seratus, dua ratus
….
LAKI-LAKI II
Angka-angka
tidak cukup untuk menunjukan berapa lama kita sudah berada ditempat ini. Hanya
tubuh kita, daya ingat kita, segala perubahan tang berada diluar sana yang bisa
memberitahu sudah berapa lama kita berada disini. Apakah Presiden kita sudah
ganti?
LAKI-LAKI I
Sudah
LAKI-LAKI II
Wwwuuuaahhh …..
kalau begitu kita sudah lama berada disini
DALANG
Menghitung waktu
memang membosankan. Menjalani hidup memang membosankan. Aku yang selama ini
menjadi penutur cerita dan apa perlu mengubah, merekayasa segala peristiwa
kehidupan, juga merasa bosan
LAKI-LAKI I
Apakah Bapak
bisa merubah cerita jalan hidupku? Aku harap bisa. Karena sandiwara ini hanya
cerita karangan belaka.
LAKI-LAKI II
Jangan Pak dalang,
cerita yang berubah-ubah akan membuat dia mempunyai kesempatan untuk menghapus
tanggung jawabnya. Biarlah cerita beralur seperti ini. Saya sangat menikmati
lakonnya. Tapi ngomong-ngomong ada honornya tidak?! “
DALANG
Huussss!! Disini
sangat pantang membicarakan honor. Ini proyek IDEALISME, proyek kebudayaan.
Harus dijalani dengan tulus, karena pekerjaan ini menjadikan manusia lebih
manusiawi.
LAKI-LAKI II
Tapi saya malah
diperlakukan tidak manusiawi, Pak dalang. Pak dalang sendiri kalau dapat peye
malah ngajak orang lain. Pak dalang, saya dipenjara, diputus dengan dunia luar, tidak boleh tidur
dengan isteri saya dan …
DALANG
Akhh kamu. Ini
kan Cuma sandiwara. Kamu dipenjara tidaj\k akan kebih dari satu setengah jam.
Sesudah itu kamu bebas ngelonin Isteri kamu lagi. “
LAKI-LAKI I
Jadi sandiwara
cerita ini tidak bisa dirubah Pak dalang?!
DALANG
Tidak bisa dan
tidak ada tawar-menawar.
LAKI-LAKI I
Baiklah kalau
begitu. Ayo teruskan makan enak kita. “
DAN MEREKA
KEMBALI MAKAN DENGAN RAKUSNYA. TIDAK KUAT LAGI MENAHAN BEBAN MAKANAN YANG SUDAH
MASUK KEPERUTNYA, LALU KEDUANYA TERSUNGKUR TAK BERKUTIK. MUNCUL PEREMPUAN I, MENARI
DAN MELANTUNKAN TEMBANG…
PEREMPUAN I
Sangsarana eling ka piranti
Tina taya rumasa direngga
Ku tekad sasama dewek
Nu masih alam nafsu
Sugih nukti hayang kapuji
Jiga nu sampurna
Naluturkeun batur
Batur jasad kaula
Lain gusti tapi dipati ati
Ku anu kateteran
LAKI-LAKI I DAN LAKI-LAKI
II MENDENGARKAN TAKZIM, KEMUDIAN MENANGIS PILU SALING BERSAHUTAN, LALU
TERTIDUR.
DALANG
Tidur, tidurlah dengan pulas,
karena kalau sudah puas menyantap keserakahan, tidak ada yang harus dikerjakan
selain tidur. Tidurlah dengan nyenyak, masabodoh dengan penderitaan, masabodoh
dengan ketidak adilan, masabodoh dengan kedurhakaan, masabodoh dengan
kebebalan, masabodoh dengan ….
( LAKI-LAKI I DAN II BANGUN MASIH
DENGAN KEADAAN TERLENTANG, MEREKA BERCAKAP-CAKAP )
LAKI-LAKI I
Makanan tadi membuat kita tidak
berdaya.
LAKI-LAKI II
Yang kita makan tadi; daging para
buruh, ati kaum papa, jeroan anak yatim dankaldu tulang-belulang masyarakat
pinggiran. Memang enak, tapi membuat kita terperosok kedalam lubang ketidak
beradaban. Apa boleh buat, kini kau harus lakukan kalau mau menguasai kehidupan
LAKI-LAKI I
Apakah aku mau menguasai
kehidupan?!
LAKI-LAKI II
Sebenarnya tidak, tapi harus.
DALANG
Ya, harus. Masyarakat ingin
dikuasai olehmu.
LAKI-LAKI I
Kata siapa?!
DALANG
Saya telah mensurveynya.
Percayalah, masyarakat seratus persen mendukungmu, mereka berada dibelakangmu,
bahkan mereka berani mati untukmu.
LAKI-LAKI II
Ya, benar. Masyarakat berada
dibelakangmu. Kau akan dicatat dengan tinta emas dalam sejarah bangsa kita
sebagai tokoh yang membela kepentingan masyarakat banyak
LAKI-LAKI I
Tapi itu slogan-slogan dulu. Kini
aku terjepit kedalam dunia tidak bermakna; katanya aku KKN, melanggar HAM, aku
resresif, aku berlaku tidak demokratis, katanya aku sayang anak dengan
mengorbankan rakyat banyak, aku berlagak bagai seorang raja, tukang
membabatkayu hutan, katanya aku harus diseret kepengadilan……tapi katanya ada
yang membelaku diluar sana….apa ia?! ……
LAKI-LAKI II
Ya, jangan takut. Diluar sana masih
banyak yang membelamu. Mereka sekarang sedang menghimpun kekuatan untuk
melancarkan serangan balik. Jadi santai-santai saja, istirahat dengan tenang,
makanlah yang enak-enak, tidur dan mimpilah yang indah….
LAKI-LAKI I
Tapi aku bosan disini terus, aku
bosan dengan makanan-makanan yang enak, aku bosan bermimpi terus … Akhh …
penyakitku ini sering merongrong,
Aku jengkel dengan penyakit
Embeyenku, aku muak dengan penyakit Diabetesku, Hipertenisku, jantungku,
ginjalku, kencing batuku, dan ………. Akhhh …… aku frustasi dengan penyakit
AID-ku. “
LAKI- LAKI II
Jangan gusar, sebentar lagi dokter
spesialis dari Rumah Sakit “HARAPAN HIDUP” akan segera datang. Yang penting kau
selalu senantiasa harus menyalakan api semangatmu hingga berkobar-kobar
melewati batas-batas kemanusiaan.
LAKI-LAKI I
Tapi semangatku sudah sirna, tubuh
dan otakku sudah tak berdaya lagi. Makanan-makanan itu yang meracuniku. ( PEREMPUAN
I MASUK )
Ibu ….. kau tahu itu?! Terima kasih
kau sudah datang, Ibu. Aku sudah lama menunggu siraman kasihmu, menikmati
belaian menyejukan darimu. “
PEREMPUAN I
Aku akan selalu datang menemuimu,
selama kau masih mendengarkan omongan LAKI-LAKI
Itu dan DALANGmu itu. “
( MENUJU KEARAH LAKI-LAKI II DAN DALANG
)
LAKI-LAKI I
Mereka sudah menjadi bagian dari
kisah hidupku, Bu. Baik atau buruk,
Salah atau benar, tanpa mereka aku
tidak akan bisa menjadi seperti ini.
PEREMPUAN I
Apa maksudmu; “ AKU TIDAK AKAN BISA
MENJADI SEPERTI INI?! “ . Kau telah begitu sangat berkuasa, kaya raya dan
kemudian terpuruk ditempat ini?! Itu maksudmu?!
LAKI-LAKI I
Benar Ibu.
LAKI-LAKI II
Jangan kau tanggapi ocehan perempuan
ini.
PEREMPUAN I
Diam kau parasit!!!!!
LAKI-LAKI II
Kau yang harus diam. Kau harus
menghargaiku. Bagaimana juga aku telah memberi jasa kepadanya. Aku telah
membuatnya menjadi orang terhormat, berkuasa, berpengaruh, kaya raya …………
PEREMPUAN I
Tetapi sekaligus terpuruk dengan
penuh nista, dihujat dan dianggap sampah.
LAKI-LAKI II
Itu resiko dari sebuah permainan.
Ada kalah, ada menang terus tetapi sekali kalah langsung hancur.
PEREMPUAN I
Kau harus ikut bertanggung jawab.
LAKI-LAKI II
Dengan berada ditempat ini aku
sudah ikut bertanggung jawab
LAKI-LAKI II
Tidak ada gunanya berdebat tentang
kekalahan. Sekarang aku harus bagaimana Ibu?
PEREMPUAN I
Kau harus mententramkan dirimu
sendiri anakku, kau harus membuat dirimu bahagia, polos, tanpa beban, tanpa
dosa seperti pada waktu masa kanak-kanak.
LAKI-LAKI I
Aku harus kembali kemasa
kanak-kanak?!
PEREMPUAN I
Ya, kembali kemasa kanak-kanak.
( DENGAN SANGAT GEMBIRA LAKI-LAKI I
BERJINGKRAK, TERTAWA, LALU MENYAYIKAN LAGU 1 DITAMBAH 1, MAIN KUDA-KUDAAN, MAIN
SEPEDAH-SEPEDAHAN DAN PERMAINAN ANAK-ANAK LAINNYA DIBANTU OLEH LAKI-LAKI II.
SUDAH LELAH BERMAIN, LAKI-LAKI I LALU TIDUR DIPANGKUAN ( BERSENANDUNG MENINA
BOBOKAN ) PEREMPUAN I.
SEMENTARA LAKI-LAKI II MENERUSKAN PERMAINANNYA SENDIRI.
DALANG
Tidur, tidurlah dengan pulas anak
laki-laki yang malang. Kalau kau sudah puas bermain-main, tidurlah dengan pulas
dan jelanglah mimpimu yang indah. Masabodoh dengan ketidakadilan, masabodoh
dengan kesewenang-wenangan, masabodoh dengan kedurhakaan, masabodoh dengan
penindasan …. Tidur …tidurlah …. Aku akan membawamu keluar cerita yang lain.
LAKI-LAKI II ( MENDEKAT KE DALANG )
Pak DALANG, bikin dong cerita tentang saya, amplopnya beres ……
DALANG
Oke … oke … ayo siap!
( LAKI-LAKI II BERSIP-SIAP UNTUK
ACTING )
Inilah kisah orang yang bisa
menjadi apa saja; bisa menjadi politikus, bisa menjadi preman, bisa menjadi
penguasa, bisa menjadi birokrat, bisa menjadi bandit, bisa menjadi Mubaligh,
bisa menjadi monyet, srigala, kucing, jaksa, pesakitan, konglongmerat, nasabah
… dan …………..
LAKI-LAKI II (MEMOTONG )
Pak dalang, saya kok bisanya banyak
banget?!
DALANG
Itu tandanya kau orang hebat.
LAKI-LAKI II
Ahh, yang benar …. Hebat apanya?!
Aku hanya menjadi begundal dia!
( MENUNJUK KE LAKI-LAKI I YANG
SEDANG TIDUR )
DALANG
Di situlah kamu hebatnya. Bersuara
tanpa terdengar, hadir tanpa terlihat, bergerak tanpa melabrak …..
LAKI-LAKI II ( TERTAWA )
Itulah tokoh dibalik layar. Kata
orang pintar.
DALANG
Apa kamu puas padahal tidak ada
yang menyanjungmu?!
LAKI-LAKI II
Dipuas-puaskan saja namanya juga
usaha. Pak dalang, bagaimana kalau narasinya ditambah dengan, “BERJASA TANPA
DICATAT SEJARAH”.
DALANG
Memangnya kamu guru?! Pahlawan
tanpa tanda jasa. Tapi boleh juga.
LAKI-LAKI II
Oke, kalau begitu aku tidak usah
dikisahkan, sebab aku bukan orang yang berdiri paling depan.
( MENUJU KEARAH LAKI-LAKI I ),
Lanjutkan saja kisah dia. Biar
semua orang tahu siapa dia sebenarnya. “
DALANG
Oke … oke ( KEPEDA LAKI-LAKI I )
Bangun … bangunlah laki-laki
malang, mentari siang menunggu episode kehidupanmu yang lain dengan tak sabar. Bangun
… bangunlah laki-laki malang.
(LAKI-LAKI I BANGUN DENGAN PERLAHAN
DAN TERKEJUT MELIHAT SEORANG PEREMPUAN BERDIRI DIHADAPANYA )
PEREMPUAN II
Kaget ya melihat aku?!
LAKI-LAKI I
Nyi Mas …Nyi Mas Pelepasbirahiwati
jungjunganku. Aku dengar kau sudah pergi ke negeri seberang. Aku dengar kau
sudah kawin lagi dengan seorang pemuda disana.
PEREMPUAN II
Ya, benar. Tapi aku tetap selalu
merindukanmu. Aku kangen dengan suaramu yang merdu itu.
LAKI-LAKI I
Ah, aku bernyanyi hanya untuk
mengalihkan perhatian saja. Bukan untuk menyaingi Broery Pasolima
PEREMPUAN II
Aku tidak peduli apa motivasimu
bernyanyi. Aku tetap terkenang dengan alunan suaramu yang merdu, dengan
candamu, dengan kepolosanmu.
LAKI-LAKI I
Tapi kau tidak rindu dengan uangku,
kan? 40 Milyar untuk bekal hidup di negeri seberang sana lebih dari cukup bukan?
PEREMPUAN II
Ah, tapi itu komisiku yang resmi,
bukan tanda kasih sayang darimu. Ngomong-ngomong, apa kabarmu sekarang?
Bagaimana rasanya hidup dikrangkeng seperti ini?!
LAKI-LAKI I
Itulah persoalannya. Aku merasa
terjebak oleh diriku sendiri. Pikiran-pikiranku telah menghukumku,
tindakan-tindakanku telah menghukumku, ambisi-ambisiku telah menghukumku,
omongan-omonganku telah menghukumku ……..
PEREMPUAN II
Jangan menyesali diri sendiri.
Penyesalan akan menjeratmu ke penderitaanmu yang paling dalam.
LAKI-LAKI I
Bagaimana aku tidak akan menyesal
kalau bertumpuk-tumpuk perbuatanku kini menindihku.
PEREMPUAN II
Seharusnya para pembantumu ikut
menanggung beban.
LAKI-LAKI I
Wwuaahhh ….. boro-boro. Mereka
malah rame-rame cuci tangan, menyelamatkan diri, bahkan kini ikut-ikutan
menghujatku …. Sialan … bedebah!
PEREMPUAN II
Tenang …. Tenang …. Paling tidak
kamu masih punya aku. Ayo mendekatlah biar aku mententramkanmu.
LAKI-LAKI I
Aku rindu kepadamu ….. aku rindu
kepadamu …. Aku rindu kepedamu ….. Nyi Mas …
PEREMPUAN II
Aku juga rindu kepadamu ……
(LAKI-LAKI I DAN PEREMPUAN II BERPELUKAN,
SALING ………)
LAKI-LAKI II
Pak dalang, awas jangan disensor
ya.
DALANG
Badan sensor sekarang tidak
diperlukan. Biarlah penonton yang memberi penilaian.
(KEMUDIAN LAKI-LAKI I DAN PEREMPUAN
II PUN TERUS ASYIK MASUK, MASUK SAMPAI SETUNTAS-TUNTASNYA )
Inilah Kamasutra, seni yang
membiuskan, seni yang bisa memporak-porandakan peradaban, seni yang bisa
membawa keluar dari penderitaan sejenak … “
LAKI-LAKI II
Aaassssooooyyy ……
(LAKI-LAKI I SEPERTI TERSADAR DARI
PINGSANNYA, MENATAP KEPADA PEREMPUAN I )
LAKI-LAKI I
Nyi Mas …… kita seperti pengantin
baru saja ya?
PEREMPUAN II
Itulah khasiat jamu sari rapet
“NONA MONTOK” …
(MEREKA TERTAWA TERBAHAK-BAHAK
PENUH SUKA CITA. NAMUN TIBA-TIBA LAKI-LAKI I BERHANTI TERTAWA )
LAKI-LAKI I
Kau!!!!!!!
PEREMPUAN II
Ya, aku. Memangnya kenapa?!
LAKI-LAKI I
Bedebah ……. Aku lupa …. Aku
sebenarnya benci kepadamu. Kau ikut andi menjadikan aku seperti ini sekarang.
PEREMPUAN II ( TERTAWA )
Aku kira kau sudah melupakan
dosa-dosaku. Salahmu, kau tidak bisa menghidar dariku. Pekerjaanku memang untuk
membawamu ke juran kehancuran.
LAKI-LAKI I
Tetapi kenapa tadi aku melihatmu
seperti Ibu?!
PEREMPUAN II
Ya, tadi aku sedang berperan sebagi
Ibu. Kini peranku sudah berganti …… menjadi penghancurmu ……
LAKI-LAKI I
Begitu mudahnya berganti peran.
PEREMPUAN II ( TERTAWA )
Itulah zaman sekarang.
(SEKETIKA PEREMPUAN II MENJADI
BERINGAS. MEMBUAT GERAKAN YANG MENGANCAM LAKI-LAKI I )
LAKI-LAKI I
Kenapa aku yang kau pilih?!
PEREMPUAN II
Karena kau mempunyai syarat untuk
dipilih; Kau serakah, tamak, biadab, tak berbudi, bebal, provokator …
LAKI-LAKI I
Bukan aku yang mau mempunyai
sifat-sifat seperti itu ……
PEREMPUAN II
Tidak bisa ditolak. Ini takdirmu.
Hukumlah dirimu sendiri. Kau telah berdosa kepada kemanusiaan.
LAKI-LAKI II
Jangan menyerah. Lawan dia. Bukan
kamu yang bersalah ……….. ayo lawan …… aku berada dibelakangmu …
(SAMBIL BERKATA, LAKI-LAKI II MALAH
MUNDUR MENCARI PERLINDUNGAN DI BELAKANG DALANG )
LAKI-LAKI I
Aku tidak bisa melawan. Tubuhku
lumpuh. Otakku tidak berjalan. Aku menyerah …….
LAKI-LAKI II
Ayo …. Ayo jangan menyerah, aku ada
dibelakangmu, dipihakmu …. Dan masih beribu-ribu bahkan berjuta-juta orang
diluar sana berpihak padamu. “
PEREMPUAN II ( TERTAWA MISTERIUS )
Aku punya rahasia untuk melumpuhkan
dia. Aku tahu dia paranormal langganannya. Ayo hukumlah dirimu sendiri. Kau
pasti sudah muak berada ditempat ini. Aku tahu kau sudah merindukan dunia yang
lain. Dimana rasa berdosamu akan sirna.
LAKI-LAKI II
Ayo lawan dia.
LAKI-LAKI I
Aku tidak punya kekuatan untuk
melawannya.
PEREMPUAN II ( KEPEDA LAKI-LAKI II )
Bantu dia untuk menghukum dirinya
sendiri.
LAKI-LAKI II (KETAKUTAN )
Baik …….. baik ….
LAKI-LAKI I
Aku menyerah!
(IA MELIHAT KE SEKELILING. DAN
DIBANTU OLEH LAKI-LAKI II, IA MENUJU TALI GANTUNGAN. LALU PEREMPUAN II TERTAWA
DAN MENINGGALKAN PANGGUNG. SEMENTARA LAKI-LAKI I GANTUNG DIRI NAMUN TALINYA
PUTUS )
LAKI-LAKI I
Penderitaan kita masih
diperpanjang.
(DAN MEREKA PUN TERTIDUR )
DALANG
Kehidupan belum berakhir, kebebasan
nelun bisa terlaksanakan, dosa-dosa belum bisa diampunkan, perjalanan masih panjang.
Nikmatilah kesepian, nikmatilah kebosanan, nikmatilah keputusasaan ….. karena
kalian pantas mendapatkan ……
(LAKI-LAKI I DAN II TERJAGA DARI
TIDURNYA. MEREKA BEREBUT TEMPAT TIDUR.
TEMPAT TIDUR ITU DIBAGI DUA. MEREKA PUN TERUS MELANJUTKAN TIDURNYA DAN
BERMIMIPI IANG SEBENAR-BENARNYA MIMPI )
DALANG
Bangun, bangunlah laki-laki malang.
Mimpimu telah berakhir, perjalananmu masih panjang, mentari siang masih mau
menonton kisahmu yang lebih kelam.
(LAKI-LAKI I DAN II SERENTAK
BANGUN. MEREKA MENDAPATKAN TUBUHNYA SEMAKIN RINGKIH )
LAKI-LAKI I
Dengan apa lagi kita mengisi
kehidupan yang masih tersisa ini?!
LAKI-LAKI II
Tentu saja dengan keseolah-olahan
yang masih kita miliki.
LAKI-LAKI I
Dengan tubuh kita yang sudah
seperti ini, dengan ingatan kita yang sudah pikun, apakah kita mampu membuat
seolah-olah?!
LAKI-LAKI II
Mampu. Buatlah seolah-olah kita
masih hidup
LAKI-LAKI I
Tapi kita memang masih hidup
LAKI-LAKI II
Tidak. Kita sudah mati. Pikiran
kita sudah beku, hati nurani kita sudah sirna, semangat kita sudah musnah.
LAKI-LAKI I
Jadi apa tandanya kalau kita masih
hidup?!
LAKI-LAKI II
Kita masih bernafas, masih bisa
kentut, tertawa, menangis, menjerit, mendengus, bergerak ….
LAKI-LAKI I
Kalau begitu mari kita bernafas,
kentut, tertawa, menangis, menjerit, mendengus, bergerak …….
(DAN MEREKA PUN MEMPERAGAKAN APA
YANG DIKATAKAN OLEH LAKI-LAKI I. MEREKA TERUS MEMPERAGAKAN SAMPAI CAPEK ).
Capek?! “
LAKI-LAKI II
Buat seolah-olah tidak capek
LAKI-LAKI I
Haus?!
LAKI-LAKI II
Buatlah seolah-olah tidak haus
LAKI-LAKI I
Masih jauhkan perjalanan kita?!
LAKI-LAKI II
Buatlah seolah-olah sudah dekat.
LAKI-LAKI I
Kenapa kita harus menderita seperti
ini?!
LAKI-LAKI II
Buatlah seolah-olah kita tidak
sedang menderita.
LAKI-LAKI I
Kenapa kita dihukum?!
LAKI-LAKI II
Buatlah seolah-olah kita tidak
sedang dihukum
LAKI-LAKI I
Padahal kita Cuma maling ayam dan
jemuran milik tetangga.
LAKI-LAKI II
Buatlah seolah-olah kita penjahat
politik, pembobol Bank atau Subversif
LAKI-LAKI I
Woe’ ……. Hebat! Apakah kita aman
disini? “
LAKI-LAKI II
Aman. Disini kita dilindungi hukum.
“
LAKI-LAKI I
Siapa bilang?! Kita Cuma dilindungi
jeruji-jeruji besi!
LAKI-LAKI II
Jeruji-jeruji besi, itulah hukum. “
LAKI-LAKI I
Apakah mereka tidak akan menghakimi
kita?
LAKI-LAKI II
Tidak. Sudah ada yang mencegah
mereka diluar sana.
LAKI-LAKI I
Siapa bilang?! Aku melihat mereka!
Melihat mereka datang kemari, ooohh …….. begitu banyaknya mereka!
LAKI-LAKI II
Buatlah seolah-olah mereka tidak
datang kemari
LAKI-LAKI I
Tidak bisa. Mereka semakin banyak.
Mereka meneriakan yel-yel, mereka membawa panji-panji kebesaran mereka ………
Oohhh …. Mereka menghujatku…… mereka semakin banyak ……. Mereka sudah dekat …….
Mereka mengepung kita …….. mereka akan menangkap kita ……. Akan mengintrogasi
kita ….. akan mengadili kita ……… menghukum kita ……. Oohhh ………
LAKI-LAKI II
Buatlah seolah-olah mereka tidak
akan melakukan apa-apa terhadap kita.
LAKI-LAKI I
Tidak bisa, oohhh ….mereka semakin
mendekat …… mendekat ….. tolong ……. Jangan ………!!!!
MEREKA BERDUA
SEOLAH-OLAH MENAHAN JERUJI PENJARA DARI DOBRAKAN MANUSIA YANG BERDATANGAN
SEMAKIN BANYAK. JERUJI SEMAKIN MENYEMPIT. ATAP PENJARA MENINDIH MEREKA. RUANGAN
ITU SEMAKIN KECIL …… KECIL ….. MEMBUAT MEREKA SEMAKIN TERHIMPIT DAN MENGHILANG,
MUSNAH.
LALU PEREMPUAN I
MUNCUL, MENARI DAN MELANTUNKAN TEMBANG “FADE OUT”.
SETELAH SELURUH RUANGAN
GEDUNGPERTUNJUKAN TERANG, DALANG MUNCUL.
DALANG
Tugasku sebagai dalang telah
selesai. kini tidak diperlukan lagi seorang dalang, karena tidak ada lagi yang
bisa dikisahkan. Kita tidak bisa membuat seolah-olah lagi.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar